PADANG, - Pemko Padang meminta para pedagang dan pertenak tidak mendatangkan sapi dari luar daerah, terutama daerah yang ditemukan penyakit mulur dan kuku (PMK).
Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Syahrial Kamat menyebutkan, sejauh ini telah ditemukan 14 ekor sapi yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku. Sebelumnya, ada 32 ekor sapi yang terindikasi PMK.
Setelah dilakukan pemeriksaan, dari 32 sapi tersebut, 14 sapi positif PMK sementara sisanya masih menunggu hasil pemeriksaan.
Syahrial Kamat mengatakan, 32 sapi tersebut berasal dari satu kandang di Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang.
“Berdasarkan tracking kami, hewan ternak ini berasal dari Sumatra Utara (Sumut), ” kata Syahrial Kamat, Sabtu (21/5/2022).
Syahrial Kamat mengatakan, sapi yang terjangkit PMK sudah diisolasi agar tidak menyebar pada sapi yang lainnya. Dinas Pertanian Kota Padang juga memberikan vitamin untuk peningkatan imun sapi yang terjangkit PMK tersebut.
Soal penghentian ‘impor’ sapi ke Kota Padang, Syarial menyatakan tengah mempertimbangkan. Sebelumnya, sudah ada Surat Edaran dari Pemprov Sumbar tentang larangan ‘impor’ sapi dari daerah yang terjangkit PMK ternak.
“Kalau tidak mendesak, kami minta para peternak di Padang untuk tidak mendatangkan sapi dari luar daerah, ” terangnya.
Syahrial Kamat juga mengingatkan agar peternak tidak memasok sapi dari daerah yang tertular penyakit PMK. Sebagai antisipasi penularan PMK, ia mengingatkan agar peternak senantiasi memperhatikan kebersihan kandang.
“Jika menemukan gejala sapi demam, lesu, tidak mau makan, kita minta untuk segera diisolasi kemudian melaporkan untuk dilakukan pemeriksaan, ” imbaunya. (**)