BUKITTINGGI – Satu persatu korban penipuan pengadaan sapi kurban yang diduga dilakukan oleh Aldi terus berdatangan ke Polsek Bukittinggi untuk membuat laporan.
Kali ini korban yang mendatangi kantor polisi berasal panitia kurban alumni SMAN 3 Teladan Kota Bukittinggi.
“Kita mendatangi Polsek Bukittinggi untuk membuat laporan pengaduan atas kasus penipuan pengadaan sapi kurban yang dilakukan Aldi, ” ujar Edwar, Senin (11/7).
Dijelaskanya, kasus penipuan yang dialaminya berawal saat memesan lima sapi kurban ke AD dengan harga Rp19, 5 juta per ekor .
“Kami percaya Aldi karena sudah yang keempat kali memesan sapi kurban. Selama ini ia tidak ada masalah, ”ujar Edwar.
Untuk pembelian sapi itu pihaknya sudah melakukan pembayaran melalui transfer rekening sebanyak empat kali transfer.
Transfer pertama dengan nominal Rp 15 juta, kedua Rp 20 juta, ketiga Rp 35 juta dan keempat Rp 29, 2 juta sehingga total uang yang telah ia transfer sebesar Rp 99.2 dari total Rp101.5 juta yang harus ditransfer.
Sedangkan sisanya akan diserahkan pada saat penyerahan sapi di rumah potong. Karena sesuai perjanjian sisanya dibayarkan pada saat penyerahan sapi di rumah potong, Karena sapi itu akan dipotong pada selasa 13 Juli 2022.
Selain itu, sapi kurban yang dibeli juga sudah ditandai di kandang sapi yang berlokasi di Nagari Gadut.
Namun pada Sabtu (9/7) pihaknya mendapatkan kabar bahwa Aldi sudah menghilang.
Awalnya ia tidak percaya dengan informasi itu karena memesan sapi kurban melalui Aldi sudah yang ke empat kalinya. Selama empat tahun ia berlangganan dengan Aldi tidak ada masalah.
Namun untuk memastikan ia mencoba menghubungi yang bersangkutan, namun tidak tersambung. Kemudian ia juga sudah mendatangi rumah Aldi di Panganak dan rumah keluarganya orang tuanya di Garegeh juga tidak ada.
Menurut Edwar, laporannya ke polisi itu sebagai bentuk pertangung jawabanya ke alumni SMAN 3 bukittinggi.
Sementara kapolsek Bukittinggi, Kompol Rita Sunarya yang ditemui membenarkan ada lagi korban penipuan sapi kurban yang melapor.
Sebelumnya yang melapor dari panitia kurban masjid Baitul Jannah dengan kerugian lima ekor sapi dan satu ekor kambing dengan nilai Rp 104 juta.
Sedangkan pada hari ini yang melapor dari panitia alumni SMAN 3 teladan Bukittinggi.
“Kerugian dari panitia alumni itu berjumlah Rp 99.2 juta, ”ujar Rita Sunarya.
Dari dua laporan itu kerugian sekitar Rp 200 juta dengan jumlah korban sebanyak 71 orang dari peserta kurban.
Dikatakan Rita selain dari Musallah Baitul Jannah dan alumni SMAN 3 Bukittinggi yang menjadi korban penipuan sapi kurban itu sebenarnya masih ada beberapa korban lain seperti pengurus Masjid Baiturrahman Bukit Apit. Namun kasusnya sudah selesai karena sudah ada perjanjian dengan keluarga pelaku dengan pemilik sapi.
Sapi untuk Masjid Baiturrahman tetap diberikan pemilik kandang dengan pembayaran dijamin keluarga pelaku.
Korban lain adalah panitia kurban di Musalla At Taufiq sebanyak dua ekor dengan kerugian Rp 38 juta namun korban tidak melapor.
Selanjutnya Klinik BPS Bunda satu ekor sapi untuk dikurbankan di daerah Malalak. Namun karena lokusnya di Gadut sehingga pihaknya menyarankan untuk melapor di Polsek Tilatang Kamang.
Terkait kasus itu Rita Sunarya mengaku sudah menurunkan tim untuk mencari keberadaan pelaku.
“Kita sudah turunkan tim untuk mencari pelaku. Kita minta doa dan dukunganya agar pelaku dapat cepat ditangkap, ” ujar Rita Sunarya. (**)