SUMBAR, - Setelah ditutup selama 14 hari sehubungan dengan upaya memutus rantai penularan virus penyebab Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Pasar Ternak Batusangkar, yang terletak di Nagari Cubadak Kecamatan Lima Kaum kembali dibuka, Kamis (2/6/2022).
Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dinas Peternakan Tanah Datar Varia Marvis mengatakan, pengoperasian kembali pasar ternak itu dengan menerapkan protokol biosecurity yakni serangkaian langkah mencegah penyakit masuk ataupun keluar dan menyebar dengan memisahkan inang atau ternak dari bibit penyakit atau sebaliknya.
Baca juga:
Uang Nasabah Dibobol: Ini Reaksi Bank Nagari
|
“Rentang 14 hari penghentian pasar ternak Batusangkar ini diharapkan sapi atau hewan ternak lainnya yang terpapar PMK sudah melewati masa inkubasi. Pasar pun sebelum dioperasikan telah dilakukan sterilisasi dengan pembersihan dan penyemprotan disinfektan, ” katanya kepada wartawan.
Dikatakan Varia, setiap ternak yang akan dibawa masuk ke Pasar Ternak Batusangkar berasal dari luar Tanah Datar wajib dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal, dan hewan diwajibkan diperiksa kondisi kesehatannya sebelum masuk pasar ternak.
Baca juga:
Harga Kebutuhan Pokok di Agam Sumbar Turun
|
“Pemeriksaan dilakukan di pos pintu masuk pasar yang dilakukan petugas medik veteriner dan paramedik veteriner, bagi yang terindikasi atau memiliki gejala PMK tidak diperbolehkan masuk dan harus segera meninggalkan lokasi, ” sampainya.
Dalam pemeriksaan, Varia mengatakan petugas mendapati beberapa hewan yang memiliki gejala PMK, dan menyampaikan ke pedagang untuk tidak membawa ke pasar ternak.
“Alhamdulillah, para pedagang atau pemilik sapi yang didapati memiliki gejala PMK, setelah diberi edukasi dan disampaikan PMK bisa menular ke hewan lain, mereka menyadari itu dan membawa pergi. Kebanyakan sapi dalam provinsi, sedangkan yang dari luar provinsi memiliki surat lengkap, ” katanya.
Ia menjelaskan, memang sebelumnya penutupan Pasar Ternak Batusangkar merupakan kesepakatan antara pemerintah daerah dengan pengusaha atau pedagang sapi sebagai antisipasi terhadap penyebaran PMK.
Selama penutupan tersebut pihaknya melakukan sosialisasi kepada peternak tentang langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan, kemudian juga dilakukan sterilisasi seperti penyemprotan desinfektan terhadap pasar ternak.
Salah seorang toke Jawi di Pasar itu, Irwan Danus Alias Pak Wali mengatakan ditutupnya Pasar Ternak sebagai antisipasi penyebaran virus PMK berpengaruh terhadap daya beli masyarakat dan harga Pasar.
“Ada pengaruhnya, harga naik dan pembeli berkurang. Pokoknya harga naik satu sampai dua juta rupiah, ” katanya.(**)